Kamis, 29 Desember 2022

pengalaman HD selama setahun

Kemarin teman bapak ada yang meninggal setelah lebih dari 3 tahun cuci darah, hidup diibaratkan mampir untuk minum saja, tidak lama, akan tetapi kalau mendengar berita kematian kok rasanya tetap saja kehilangan, 
Semua yang ada di dunia ini tidak ada yang abadi hanya sementara saja
Perjuangan selama setahun cuci darah banyak hal yang sudah dilewati, dari Hb turun pasang avsunt, tranfusi, gatal sampai mengelupas, tidak bisa jalan, sesak, Alhamdulillah selama setahun berjalan ini sekarang sudah mampu motoran lagi, sudah mampu berjalan dengan baik lagi, sesek berkurang tinggal gatal saja kadang-kadang, semoga kedepan lebih baik lagi meskipun umur bertambah tapi tidak menyerah untuk tetap melakukan hal yang terbaik.
Semoga Alloh selalu meridhoi semua langkah yang diambil dan diberikan kemudahan, Aamiin 

Resume ke 7 Menulis Buku Mayor dalam Dua Minggu

Menulis Buku Mayor dalam Dua Minggu
Resume ke-7
Gelombang: 24
Tanggal: 31 Januari 2022
Tema: Menulis Buku Mayor dalam Dua Minggu
Narasumber: Prof. Richardus Eko Indrajit
Moderator: Aam Nurhasanah Assalamualaikum Wr. Wb.
Malam ini malam jelang libur Imlek, untuk daerah solo rame banget dengan lampion 

 karena Prof. Eko hanya memiliki waktu sampai pukul 20.00 WIB untuk mengisi kelas. Jadi, ikutilah kelas ini dan ambil kesempatan menulis bersama Prof. Ekoji hingga menembus penerbit mayor.

Moderator berkata kita akan bertemu narasumber hebat, yang akan membawa peserta menebus penerbit mayor. Kita akan mendapat royalti dan buku kita di pajang di rak-rak Gramedia.
Berikut profil narsum kita malam ini lanjutnya

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Richardus_Eko_Indrajit

Alhamdulillah, saya adalah salah satu alumni gelombang 12 yang merasakan sensasi duet kolaborasi dengan Prof. Ekoji. Serasa mimpi melihat buku saya terpajang di rak Gramedia di seluruh Indonesia.

Tidak hanya buku fisik. Penerbit Mayor PT Andi juga menyiapkan ebooks atau buku digitalnya

Tanpa panjang lebar lagi, saya yakin peserta sudah tidak sabar untuk segera duet dengan Prof. Eko. Mari kita sambut tepuk tangan yang meriah

Prof Eko mengawali dengan mengucapkan Selamat malam seluruh teman-teman pendidik yang hebat-hebat di seluruh wilayah tanah air. 

Kali ini saya diminta sharing pengalaman berinteraksi dengan para guru-guru hebat, yang awalnya ragu untuk menulis, tapi akhirnya berhasil menjadi penulis yang hebat.
Beliau mulai senang menulis itu semenjak tahun 1999, ketika itu usia saya adalah 30 tahun. Yang memicu menjadi seorang penulis adalah sejumlah mahasiswa yang mendesak agar menuliskan hal-hal baru pasca kerusuhan Mei 1998, akibat mereka tidak lagi sanggup membeli buku-buku terbitan luar negeri yang mahal harganya (ingat ketika itu nilai dolar melambung tinggi tak terkendali.)

Dari mana mulai mendapatkan ide menulis? Ketika itu belum ada internet seperti sekarang. Yang saya lakukan adalah pergi ke perpustakaan, mencari buku-buku bahasa Inggris yang berisi ilmu mengenai IT, dan membacanya.

Setiap menemukan satu gambar yang menarik,ringkas isinya, dan disampaikan dalam Bahasa Indonesia yang mudah dipahami. Biasanya setiap satu artikel menjelaskan mengenai satu gambar diagram dalam 3-5 halaman.

Setelah kurang lebih 3 bulan, tak terasa beliau telah menulis mengenai 50 diagram, atau 50 artikel.beliau kemudian iseng-iseng saja merangkumnya menjadi satu buku bunga rampai (campuran artikel seputar IT), dan mengirimkannya ke Gramedia.  terkejut juga ketika ternyata buku diborong banyak orang (terutama mahasiswa), dan sampai dicetak ulang 3 kali dalam setahun. Setelah peristiwa ini, menjadi ketagihan menulis. Yang menarik adalah peristiwa yang terjadi setelah menulis. Begitu banyak panggilan dari sana sini untuk mengisi seminar. Cita-cita saya semenjak kecil untuk dapat keliling Indonesia gratis pun tercapai. mulai kerap mengisi berbagai seminar di sejumlah kota-kota di Indonesia.

Akhirnya semenjak tahun 2000,  konsisten menulis buku. Paling tidak ketika itu, dalam satu tahun menerbitkan 2-3 buku.
Setelah diterbitkan oleh Elexmedia Komputindo, beliau mencoba penerbit lain untuk menerbitkan buku-buku. Ternyata Penerbit ANDI Yogyakarta tertarik pula untuk menerbitkannya. Buku yang berjudul E-Government publikasi Penerbit ANDI, menjadi salah satu yang sangat populer hingga saat ini. Karena ketika itu, belum banyak buku referensi yang membicarakannya, padahal di Indonesia isu terkait E-Government sedang hangat-hangatnya. Ingat, pada saat itu, internet belum semaju sekarang. Sehingga saya harus mencari sumber bacaan dari sana sini.
Ada satu peristiwa masa lalu yang menginspirasi untuk menyusun buku bersama dengan guru-guru hebat selama masa pandemi ini. Yaitu peristiwa yang terjadi di masa lalu, tepatnya ketika menjadi seorang asesor bagi Universitas Ahmad Dahlan.
Ketika sedang menjadi asesor di masa tersebut, diminta untuk mewawancara mahasiswa dari UAD, dan bertemulah dengan Sdr. Ardiansyah. Beliau adalah mahasiswa yang pintar dan kritis. Pada saat itu Ardiansyah dan teman-teman sedang ketagihan menjadi praktisi open source, yaitu software-software gratis yang berkembang sebagai bentuk "protes" dari komunitas programmer dunia atas dominasi Microsoft yang harus berbayar mahal.

Sdr. Ardiansyah bercerita bahwa dia memiliki teman sekitar 20 orang yang masing-masing ahli di satu software open source karena sering menggunakannya. Mereka beranggapan bahwa apabila seluruh Indonesia tahu mengenai fenomena software gratis ini, akan majulah negara kita

Mendengar itu, timbulah gagasan ide. Kami berkumpul di sebuah warung dekat Bandara Adi Sutjipto, dan membuat "ide gila". Beliau minta masing-masing mereka menulis satu buku sesuai dengan keahlian mereka, memberikannya  dan kemudian diedit, dan minta sebuah perusahaan untuk mempublikasikannya.

Pada saat itu saya berfungsi sebagai penulis kedua, karena memiliki peran mengedit dan menyarankan tata struktur isinya. Terkejutlah kami ketika seluruh buku kami (kurang lebih 25 buah) disepakati untuk diterbitkan. Anak-anak UAD yang ketika itu mahasiswa terkajut, dan dunia persilatan heboh. Rektor UAD saat itu terkejut ketika mendapatkan para mahasiswa mereka berhasil menerbitkan buku bersama beliau.

Setelah itu , beliau pun semakin ketagihan menulis, karena merasa begitu besar manfaatnya bagi masyarakat. Selain Elexmedia Komputindo dan Penerbit ANDI, beliau mulai menulis di penerbit lain seperti Grasindo, dan lain sebagainya.

Perkenalan saya dengan teman-teman di Penerbit ANDI Yogyakarta dimulai dengan acara bedah buku yang berjudul E-Business. Di situ beliau belajar banyak dari mereka bagaimana caranya membuat buku yang laku di pasaran. Pada saat itulah saya berguru dengan Penerbit ANDI untuk tulisan-tulisan berikutnya.

Saat ayah beliau pensiun, beliau ingin sekali mendarmabaktikan pengalamannya bekerja sebagai ahli logistik dengan cara menerbitkan buku. Akhirnya beliau berduet bersama ayah  menyusun buku. Lahirlah buku-buku fenomenal terbitan berbagai penerbit mayor seperti: supply chain management, manajemen persediaan, manajemen outsourcing, manajemen e-procurement, dan business process reengineering.

 Kecintaan kami berdua akan dunia perguruan tinggi melahirkan pula dua buku, yaitu Manajemen Perguruan Tinggi Moderen dan Welath Management bagi Perguruan Tinggi di Indonesia.

 Sampai di sini kita beristirahat dulu sejenak, sebelum saya cerita mengapa sampai keluar gagasan MENULIS BUKU MAYOR DALAM DUA MINGGU - yang sebenarnya peristiwa itu baru terjadi dalam dua tahun masa pandemi. Silahkan yang ingin bertanya dapat mengajukan pertanyaannya.


Perkenalkan, saya bu Vivin Sumenep. ijin bertanya, bagaimana kriteria yang harus dipenuhi agar tulisan kita bisa diterbitkan oleh penerbit mayor? terima kasih

Prof. Gimana caranya ikut menulis bersama Prof. Eko? Apa teman-teman ada kesempatan menulis bersama prof?

Bu Vivien, biasanya yang dilihat oleh penerbit mayor ada dua hal utama, yaitu KONTEN ATAU JUDUL YANG MENARIK (yang sedang menjadi tren pemincaraan) dan PENULIS YANG DIKENAL (karena memiliki track record bukunya laku di pasaran). Salah satu dari dua itu dapat menjadi pertimbangan, tetapi kalau ada dua-duanya akan menarik bagi penerbit mayor untuk mempublikasikannya dalam bentuk buku fisik maupun e-book.

Selamat malam
Saya Bu Siti Rohani 
SMP Negeri I Kalirejo Lampung Tengah 
Saya mau tanya Prof

Saya ingin mengajak anak anak smp kelas 7
menulis, dari tahun 1999 saya selalu mengajar di kelas 7
Karena guru yang lain keberatan bila mengajar kelas 7
1.Bagaimana langkah-langkahnya

2. Bila ada beberapa siswa tulisannya masih kurang bagus, bagaimana untuk menjadikan sebuah buku

3. Apakah saya juga menjadi Editor untuk tulisan siswa saya



 Pertanyaan berikutnya Ini adalah ide dan gagasan yang bagus. Untuk level SMP, sebaiknya memulai menulis dengan hal-hal yang DISUKAI MEREKA, bukan DISUKAI KITA. Fungsi kita adalah sebagai motivator dan editor. Judulnya agar menarik adalah yang sedang menjadi hobby mereka saat ini, misalnya berkaitan dengan keterampilan olah raga, kegemaran membuat animasi, kesukaan membuat mural, kegemaran membuat lagi indie, dan lain sebagainya. Tidak usah dulu berfikir dengan masalah bahasa. Intinya adalah ide-ide mereka tersampaikan dengan baik dan banyak yang menikmatinya. Mulailah dengan membaut artikel-artikel berbasis blog sebagaimana sudah diajarkan oleh Oom Jay.

 Pada saat pandemi, terjadi gonjang ganjing dalam dunia pendidikan, terutama ketika seluruh satuan pendidikan diminta untuk melakukan PJJ.

Selamat malam Prof. 
Widuri Permata AR dari Lombok Barat. 

Mungkin menulis buku mayor dalam dua minggu itu salah satu 'ide gila' selain menulis buku bersama mahasiswa UAD. 

Profesor memiliki kemampuan dalam membaca peluang bacaan yg dibutuhkan dalam dunia Literasi. 

Bagaimana profesor meyakinkan guru-guru yang terlibat kalau mereka mampu menulis selama 2 minggu. 

Tentunya tidak selengang jalan tol. Pasti ada hambatannya. 
Apa saja hambatan dan bagaimana mengatasinya.

 Isu seputar pelaksanaan PJJ tidaklah mudah, membutuhkan banyak sekali pengetahuan dan keterampilan terkait dengannya. Guru-guru pun dibuat bingung dengan kebijakan “mendadak PJJ” ini. Mereka diminta melakukannya, tanpa dilatih terlebih dahulu karena situasi yang serba darurat.

nah kalau pertanyaan bu Widuri ini paling tepat dijaawab oleh Bu Aam selaku pelaku sejarah yang merasakannya sendiri. saya tidak perlu meyakinkan banyak guru untuk terlibat, karena ini adalah keputusan mereka masing-masing. tapi saya memberikan KESEMPATAN bagi mereka untuk terlibat. ada atau tidak ada guru yang mau terlibat tidak masalah bagi saya, karena yang akan menjalani manfaatnya adalah guru ybs. jadi saya santai saja. guru-guru yang berhasil menjadi penulis adalah yang memang memiliki dorongan semangat untuk menggapai cita-cita pribadinya. seperti bu Aam dan teman-teman yang impiannya sederhana, melihat namanya terpampang pada sebuah buku, yang dipamerkan dan ditawarkan di toko-toko buku sekelas Gramedia dan Gunung Agung. benar begitu bu Aam? hehehe.... ketika seorang punya cita-cita, maka halangan apapun akan menjadi cambuk semangat baginya untuk mewujudkan....

Maka pada tanggal 20 Maret 2020, di hari kelima PJJ, saya memutuskan menjadi seorang Youtuber. Semua ilmu yang saya miliki terkait dengan PJJ, dari hasil saya studi di Universitas Negeri Jakarta, saya sampaikan kepada seluruh masyarakat pendidikan melalui EKOJI CHANNEL.

sama halnya dulu ketika kita naksir seseorang. rintangan dalam bentuk apapun kita akan libas demi cinta kita kepada ybs. tapi kalau kita naksirnya hanya sekilas, maka ketika mendapatkan tantangan kecil, langsung mundur. jadi keinginan menulis harus dipicu dari dalam hati, motivasi diri.....

Secara berkala, SETIAP HARI, saya membahas satu isu seputar pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan. EKOJI CHANNEL pun mulai disubscribe komunitas guru dan dosen di Indonesia.

 Pada saat ini, telah terdapat ratusan judul-judul menarik terkait dengan pendidikan moderen yang dapat dinikmati melalui kanal youtube ini.

Kisah baru lagi muncul ketika saya diminta sahabat saya Oom Jay untuk sharing dengan guru-guru se-Indonesia mengenai bagaimana caranya menimbulkan kegemaran menulis. Saya diminta untuk mengajar seperti sekarang ini melalui wa.

Entah bagaimana, ketika sedang mengajar, inisiatif masa lalu ketika membantu mahasiswa UAD timbul kembali - akibat banyak guru yang menanyakan bagaimana cara memulai menulis dan tema apa yang sebaiknya ditulis.

Saya berikan tantangan ketika itu sebagai berikut. Setiap guru yang memiliki cita-cita untuk menjadi penulis buku mayor, saya minta untuk mendaftarkan diri. Saya menjanjikan mereka bisa membuat draft bukunya dalam waktu 2 minggu. Bagaimana hal itu dimungkinkan? Berikut adalah langkah-langkahnya.


 Langkah pertama, kunjungilah EKOJI CHANNEL, dan carilah sebuah konten/tema yang menarik bagi anda.

 Langkah kedua, tulislah APAPUN YANG SAYA KATAKAN dalam channel youtube tersebut ke dalam bentuk tulisan.

 Langkah ketiga, strukturkan pembahasan saya tersebut dalam bentuk 5W1H - apakah judulnya (WHAT), mengapa judul tersebut penting (WHY), siapa yang membutuhkannya (WHO), dimana judul tersebut dapat diimpelemntasikan (WHERE), kapan menerapkannya (WHEN), dan bagaimana mengimplementasikannya (HOW).

 Langkah keempat, memperlihatkan draftnya ke saya agar dapat saya teliti dan komentari.

 Langkah kelima, saya meminta guru terkait MEMPERKAYA pembahasan dengan menambahkan kontennya dari sumber-sumber refrerensi lain. Saya ajarkan caranya mencari dan mendapatkan referensi tersebut.

 elima langkah ini saya minta lakukan dalam 2-4 minggu. Apapun hasilnya saya minta diberikan kepada saya di akhir bulan.

 Setelah jadi bukunya (biasanya saya minta minmal 100 halaman), saya serahkan draft ini ke Penerbit ANDI Yogyakarta sebagai mitra PGRI dan EKOJI CHANNEL ACADEMY.

Dari situ penerbit mayor akan membacanya dan menelaahnya. Biasanya 1-2 bulan kemudian, rombongan guru-guru yang menulis tersebut akan mendapatkan pengumuman terkait dengan SIAPA SAJA YANG BUKUNYA DIPUTUSKAN UNTUK DITERBITKAN dengan revisi minor, atau dengan revisi mayor. Juga keputusan terkait dengan apakah akan diterbitkan dalam bentuk publikasi fisik atau elektronik (keduanya sama-sama prestis).

Alhasil hingga hari ini telah berhasil diterbitkan 39 buku di seluruh wilayah Indonesia, dan sejumlah draft sedang ditelaah oleh penerbit.

 Oleh karena itu, tepat pukul 20.00 WIB, saya mengajak anda yang tertarik untuk melakukan hal serupa, untuk melakukannya bersama saya dengan dikoordinasi oleh bu Aam. Untuk kesempatan ini saya membuka batch baru, bernama FEBRUARI ROMANTIS untuk dapat diikuti oleh MAKSIMUM 25 guru-guru yang serius ingin menjadi penulis. Demikian bu Aam sharing saya hari ini. Saya tunggu 25 guru-guru hebat calon penulis untuk berpartisiapsi dalam FEBRUARI ROMANTIS...

Terima kasih prof atas ajakan FEBRUARI ROMANTIS

 Teman-temanku tercinta, kiranya sharing saya hari ini dapat bermanfaat dan memberikan motivasi bagi anda semua untuk menjadi seorang penulis yang hebat, seperti bu Aaam dan teman-teman. Saya pamit undur diri karena harus memimpin rapat koordinasi PGRI. Terus Bu Aam
Doa saya agar anda semua tetap sehat, dan tetap berkarya memajukan dunia pendidikan di tanah air. Terima kasih bu Aam yang selalu bersedia menjadi penyemangat kita semua. Saya belajar banyak dari bu Aam dan teman-teman. Selamat malam dan sampai jumpa di FEBRUARI ROMANTIS...... (jangan lupa buat wa groupnya ya bu Aam).

Mohon maaf para peserta, karena waktu Prof. Eko sangat terbatas, sesi tanya jawab tidak terjawab semuanya. 🙏🙏🙏

Saya sebagai moderator izin pamit, bagi yang serius ikut FEBRUARI ROMANTIS, silakan ketik list di grup ini yah.

Grup akan saya buka. Silakan isi list. Saya tunggu sampai jam 21.00 WIB